Selasa, 27 November 2012

tugas pembangunan pertanian



PEMBANGUNAN PERTANIAN
Ketahanan Pangan







Nama        : Hendriyansyah
Nim           : 09542010041
Prodi         : agribisnis


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
Bappenas: peningkatan ketahanan pangan terkendala lahan
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Endah Murniningtyas mengatakan masalah lahan masih menjadi kendala pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan.
"Masalah peningkatan ketahanan pangan untuk produksi padi masih terkendala pada lahan," kata Endah dalam Rapat Diseminasi Kajian Bappenas-JICA (Japan International Cooperation Agency) yang ber tema "ASEAN Dynamism: Agricultural Transformation & Food Security 2040 Indonesia Country Study", di gedung Bappenas Jakarta, Selasa.
Ditambahkannya, selama ini pertanian masih menempati porsi paling belakang dalam urusan kebijakan industrialisasi. Padahal, pertanian menempati posisi penting, terutama karena sektor ini mampu mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, sektor pertanian akan tetap stabil dengan memperhatikan inflasi. Hal ini dikarenakan produksi beras bagian dari GDP. Meski demikian, perlu juga menjaga pertumbuhan di komoditas lain selain sektor pertanian.
Ia mengungkapkan, saat ini pemerintah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan lahan guna mendukung peningkatan ketahanan pangan, terutama di sektor pertanian.
"Ketahanan pangan utamanya adalah menjaga sektor pertanian dan pemerintah tetap berusaha dalam penyediaan lahan pertanian, sehingga sektor ini bisa ikut menjaga angka pertumbuhan, yang perlu kita perhatikan sebetulnya, `growth` itu tidak hanya beras. Kalau `growth` di komoditas lainnya tinggi, maka `growth` pertanian bisa juga dipertahankan," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan sektor pertanian menjadi salah satu pendukung optimisme pertumbuhan ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 yang ditargetkan 6,8 persen.
"Jadi kira-kira kalau dari sektoral, kuncinya tahun depan itu pertanian, kemudian industri pengolahan, dengan asumsi yang lain bisa momentumnya seperti sekarang," kata Armida.
Menurut Armida dari sisi produksi, sektor pertanian menyumbang 3,7 persen pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2012 sebesar 6,4 persen.
Oleh karena itu, dengan program menuju surplus beras 10 juta ton di 2014, pemerintah merancang RAPBN dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2013 dengan memprioritaskan sektor pertanian, termasuk Infrastruktur mendukung pertahanan pangan seperti benih dan pupuk.
"Pemerintah berharap, pertanian sebagai sektor kunci dapat mempertahankan momentumnya seperti pada tahun 2012," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar