PROPOSAL PRAKTIK KERJA
LAPANG
PASCA PANEN DAN PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PT. SAWIT SUMBERMAS SARANA
DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
Diajukan oleh :
Nama : HENDRIYANSYAH
NIM : 09542010041
JULI 2012
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG
NAMA :
HENDRIYANSYAH
NIM :
09542010041
PROGRAM STUDI :
AGRIBISNIS
JUDUL : PASCA
PANEN DAN PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Mengetahui
Ketua
Program Studi
Ir.LUKMANSYAH
NIDN: 1120116101
|
Menyetujui
Dosen
Pembimbing
Ir.LUKMANSYAH
NIDN: 1120116101
|
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
Daftar Tabel............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang................................................................ 1
1.2
Perumusan
masalah.......................................................... 2
1.3
Tujuan
dan Manfaat........................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasca Panen
Dan Proses Pengolahan Kelapa Sawit........ 4
BAB III METODE PRAKTIK KERJA
LAPANG
3.1
Waktu
dan Tempat ......................................................... 10
3.2
Teknik
Pengumpulan Data ............................................. 10
3.3
Diagram
Alir Kerja Lapang ............................................ 11
Daftar Pustaka ........................................................................................ 12
DAFTAR TABEL
Tabel 1..................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Komoditas
perkebunan
kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia.
Pengolahan
Kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan kebehasilan usaha
perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit,
inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam
konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi
crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan
mekanis, fisik, dan kimia. Kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat
dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya,
sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS
yang masuk ke dalam pabrik.
Pada
prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara
mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses
pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap
proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada
satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena
itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
norma-norma yang ada.
PT. Sawit SumberMas Sarana merupakan
perkebunan kelapa sawit yang berada di desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Perusahaan
ini memiliki luas area 16.984 hektar yang ditanami
sawit.
1.2
Perumusan
masalah
1.2.1
Bagaimana
penanganan pasca panen kelapa sawit ?
1.2.2
Apa
saja tahapan-tahapan pengolahan kelapa sawit mejadi bahan mentah ( CPO ) ?
1.2.3
Apa
saja perlakuan mekanis, fisik, dan kimia pada pengolahan kelapa sawit ?
1.3
Tujuan
dan Manfaat
1.3.1
Praktik
Kerja Lapang ini bertujuan :
1.
Untuk
mengetahui penanganan pasca penen kelapa sawit langsung dilapangan.
2.
Untuk
mengetahui proses pengolahan kelapa sawit secara langsung di lapangan, serta
3.
Untuk
mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan.
1.3.2
Manfaat
praktik kerja lapang
Melalui kegiatan ini akan memberikan manfaat terhadap peningkatan
aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan dapat melatih kepekaan
mengindetifikasi permasalahan dan mencari alternatif solusi melalui pendekatan
disiplin ilmu guna meningkatkan kemampuan intelektualnya. Mengetahui secara
langsung tahapan-tahapan pasca panen serta proses pengolahan kelapa sawit di
lapangan.
Selain itu, manfaat praktik kerja lapang juga untuk penyelarasan antara status pencapaian
pembelajaran di kampus dengan pengetahuan dilapangan. Mahasiswa memperoleh
keterampilan dan pengalaman kerja yang praktis yaitu secara langsung dapat
menjumpai, merumuskan serta memecahakan masalah yang ada dalam kegiatan di
bidang pertanian. Memperoleh pengalaman dengan mengenali kegiatan-kegiatan di
lapangan kerja yang ada di bidang pertanian secara luas. Serta meningkatakan
hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi swasta, perusahaan dan
masyarakat,sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasca Panen Dan Proses Pengolahan Kelapa Sawit
A. Pasca Panen
Pengolahan buah Kelapa Sawit di awali dengan proses
pemanenan Buah Kelapa Sawit. Untuk memperoleh Hasil produksi dengan kualitas
yang baik serta dengan Rendemen minyak yang tinggi, Pemanenan dilakukan
berdasarkan Kriteria Panen (tandan matang panen ) yaitu dapat dilihat
dari jumlah berondolan yang telah jatuh ditanah sedikitnya ada 5 -10 buah yang
lepas/jatuh dari tandan.
Cara Pemanenan Kelapa Sawit harus dilakukan dengan baik
sesuai dengan standar yang telah ditentukan, hal ini bertujuan agar pohon yang
telah dipanen tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat
dibandingkan sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah
daun yang menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses
penurunan buah. Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan
dipotong menjadi dua bagian, Perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang
dibutuhkan Tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi buah. Buah
yang telah dipanen dilakukan pemotongan tandan buah dekat pangkal, hal ini
dilakukan untuk mengurangi beban timbangan Kelapa Sawit. Berondolan yang jatuh
dikumpulkan dalam karung dan tandan buah segaar (TBS) selanjutnya di angkut
menuju tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan diangkut menuju
pabrik pengolahan Kelapa Sawit.
Tabel 1 Fase kematangan Buah Kelapa Sawit
No
|
Fase
buah
|
Fraksi
buah
|
Jumlah
berondolan yang jatuh
|
Tingkat
kematangan
|
1
|
Mentah
|
00
|
Tdk ada tandan buah yg berwarna
hijau atau hitam
|
Sangat
mentah
|
0
|
1 %-12,5 % buah luar atau 0-1
berondolan/kg tandan membrondol
|
Mentah
|
||
2
|
Matang
|
1
|
12,5-25% buah luar atau 2
berondolan/kg tandan 25 % dari buah luar membrondol
|
Kurang
matang
|
2
|
25-50 % buah luar membrondol
|
Matang
|
||
3
|
50-75 % buah luar membrondol
|
Matang
|
||
3
|
Lewat
|
4
|
75-100% buah luar membrondol
|
Lewat
matang (ranum)
|
5
|
100 % buah luar membrondol dan
sebagian berbau busuk
|
Lewat
matang (busuk)
|
Sumber: Pengamatan Para Pakar
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)
menuju pabrik pengolahan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan alat
transportasi berupa Truk atau Traktor. Sebelum masuk kedalam Loading Ramp, TBS
ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan
(TBS) yang diangkut sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil
panen serta memudahkan untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS yang telah
ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat kematangan
buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah
fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen minyak yang
dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty acid) minimum.
B. Proses
Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Untuk mencapai keberhasilan pengolahan di pabrik, prioritas
utama adalah meningkatkan efisiensi ketel uap (boiler). Sebab jika volume dan
tekanan uap yang berada di bawah normal akan mengakibatkan kerugian-kerugian,
antaralain :
1. Proses pengolahan tidak sempurna
sehingga mengakibatkan pengutipan minyak dan inti rendah. Dengan katalain
rendemen menurun.
2. Tenaga listrik yang di hasilkan
tidak dapat memenuhi kebutuhan pabrik sehingga disubtitusi dengan pengoperasian genset dan biaya olah
menjadi lebih tinggi, sebab :
a. Ketel uap merupakan alat untuk
memproduksi uap dari bahan baku dengan menggunakan bahan bakar fibre dan
cangkang.
b. Energy yang terkandung dalam uap
(energi kinetis) di ubah menjadi tenaga mekanik yang menghasilkan tenaga
listrik.
c. Listrik dan uap bekas dari turbin
uap di pergunakan pabrik sebagai sumber tenaga penggerak dan pemanasan.
d. Keberhasilan kedua fungsi tersebut
tergatung pada uap yang diproduksi oleh ketel uap.
Berdasarkan pengamatan secara umum bahwa semakin tinggi
kapasitas akan semakin tinggi pula tingkat kesulitan dalam pengoperasiannya.
Terutama pada malam hari stabilitas kerja untuk memperoleh kapasitas dan
tekanan uap yang stabil menjadi agak kendor.
Hasil pembakaran bahan bakar yang sempurna dan terpenting
adalah pemakaian bahan bakar dengan debit dan komposisi serabut (fiber) dan
cangkang yang tepat. Kadar ketepatan tersebut di tentukan oleh operator dan
operalatannya.
Untuk mengatasi stabilitas ketekunan operator pada malam
hari di anjurkan pemakaian peralatan tamabahan.
1. Dalam hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran cangkang yang dihancurkan dengan menggunakan
alat penghancur cangkang.
2. Tepung cangkang dimasukan ke silo
dengan menggunakan alat pemindah pneumatik atau mekanik. Fibre yang keluar dari
fiber cyclone di masukan ke dalam fibre silo.
3. Untuk memperoleh komposisi yang
akurat pengeluaran fibre dan abu cangkang dari silo dapat di atur dengan
menggunakan alat pengatur mekanis.
4. Dengan demikian komposisi fibre dan
tepung cangkang dapat di atur lebih mudah dan akurat. Dengan cara demikian
kapasitas dan tekanan uap dapat lebih stabil.
Proses pengolahan menjadi minyak dapat dilakukan dengan cara
yang sederhana dan dapat pula dengan teknologi tinggi yang sudah biasa
digunakan oleh perkebunan-perkebunan besar yang menghasilkan minyak sawit
mentah (crude palm oil) dengan kualitas ekspor.
Menurut Hatley (1976) sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit
harus mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: 1. Sterilisasi tandan sawit, 2.
Pemberondolan (stripping) tandan, 3. Pengadukan dan peremasan buah sawit
(digesting and pressing), 4. Ekstraksi, 5. Penjernihan minyak (clariffing the
oil), 6. Pemisahan serabut dari biji sawit, 7. Pengeringan biji, 8. Grading
biji sawit dan pemecahan biji sawit, 9. Pemisahan inti sawit dari tempurungnya,
10. Pengeringan inti sawit dn tahap pengarungannya (bagging).
Menurut Iyung Pahan(1993), tahapan pengolahan buah kelapa
sawit adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan
Tandan Buah Segar (TBS) dari
lapangan di angkut kepabrik dengan truk langsung di timbang di pabrik, kemudian
buah dipindahkan ke loading ramp.
2. Pembongkaran buah (loading Ramp)
Setelah truk buah ditimbang,
kemudian dibongkar di loading ramp. Pada kesmpatan ini ± 5% dari jumlah truk buah di sortir untuk penilaian mutu.
Selanjutnya buah dipindahkan ke keranjang lori rebusan yang berkapasitas ±2,5 ton.
3. Perebusan ( Steriliser)
Lori-lori yang telah berisi TBS di
masukan ke ketel rebusan dengan bantuan seperti loko, kapstander dan lier. TBS
di panaskan dengan uap api yang bertekanan 2,8- 3 kg/cm².
Setiap ton TBS yang di olah
memerlukan ± 0,5 ton uap air yang dihasilkan oleh
ketel uap. Tekanan uap harus berada antara 2,8- 3 kg/cm² dan lama perebusan sekitar 90 menit. Selanjutnya gunakan
system perebusan triple pick ( tiga puncak).
Pengawasan disini harus ketat karena
jika tekanan uap tidak cukup maka presentase buah yang tidak lepas dari tandan
akan tinggi. Isi satu ketel rebusan bermacam-macam ada yang 4 untuk pabrik
kecil dan ada yang 10 untuk pabrik yang besar.
4. Penebahan (stripping, threshing)
Setelah perebusan, lori rebusan di
tarik keluar, kemudian diangkut keatas dengan hoisting crane. Dengan alat
pengangkut ini lori yang berisi buah rebusan ini dibalik di atas mesin penebah
(stripping) yang berfungsi melepaskan buah dari tandan. Buah yang lepas
(brondolan) jatuh kebawah dan melalui conveyor serta Elevator di bawa menuju
ketel adukan (digester).
5. Pengadukan (Digestion)
Disini buah diaduk hingga daging
buah terlepas dari biji.
6. Pengempaan (Pressing)
Proses pengempaan ini bertujuan
untuk mengeluarkan minyak dan cairan. Minyak yang keluar ditampung dengan
talang dann dialirkan ke dalam Crude Oil Tank (tangki minyak kasar) melalui
saringan getar.
7. Pemurnian (Clarification)
Melalui stasiun terkahir ini minyak
dimurnikan secara bertahap menghasilkan minyak mentah (CPO). Proses pemisahan
minyak dengan air dan kotoran ini di lakukan dengan system pengendapan,
sentrifugal dan penguapan, selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun (CPO
Storage).
BAB III
METODE PRAKTIK KERJA LAPANG
3.1
Waktu
dan Tempat
Kegiatan PKL ini akan dilaksanakan di PT. Sawit SumberMas Sarana. Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan,
Kabupaten Kotawaringin Barat. Waktu pelaksanaan yaitu mulai tanggal 16 Juli 2012 sampai dengan tanggal 16 Agustus 2012 dengan waktu kerja 8 jam per hari selama 6
hari kerja seminggu.
3.2
Teknik
Pengumpulan Data
Metode
yang di gunakan pada
praktik kerja lapang adalah field research yaitu penelitian yang di lakukan
dengan meninjau dan mengamati secara langsung pada tempat penelitian untuk
mendapatkan data-data yang akurat. Beberapa teknik yang dapat di gunakan pada
field research.
a. Observasi,
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara langung pada obyek penelitian yang merupakan sumber data.
b. Interview,
yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan melalui proses tabya jawab
(wawancara) dengan pihak-pihak terkait langsung dengan objek penelitian.
c. Sampling,
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dngan cara melakukan pengambilan
data arsip/formulir/catatan, serta referensi yang berkaitan dengan objek
penelitian.
3.3
Diagram
Alir Kerja Lapang
Minggu pertama:
1.
Orientasi,
perkenalan mengenai perusahaan PT. Sawit SumberMas Sarana.
Minggu kedua:
2.
Pasca
panen
a.
Jadwal
panen blok/kalender panen
b.
Pemanenan
c.
Pengangkutan
3.
Melakukan
wawancara mengenai pasca panen.
Minggu ketiga
dan keempat:
4.
Pengolahan
CPO
a. Penimbangan
b. Pembongkaran buah (loading Ramp)
c. Perebusan ( Steriliser)
d. Penebahan (stripping, threshing)
e. Pengadukan (Digestion)
f.
Pengempaan (Pressing)
g. Pemurnian (Clarification)
5. Melakukan wawancara mengenai proses
pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Panca
wardanu, Adha.2009.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.
Pahan.
I. 2008. Kelapa sawit: manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir. Penebar
swadaya. Jakarta. 411 hal.
kurang lengkap
BalasHapusanak untama kah nih, kenalin bro, gue heri dari fakultas teknik, ijin comot lah :)
BalasHapusterimakasih bang hendri proposalnya sangat membantu saya bang
BalasHapus